Sahadat Cerbon - Sahadat Jeneng

Sahadat Cerbon - Sahadat Jeneng
Ashadu sahadat jeneng, kang jumeneng kelawan isun, jisim kang solat, solat sajeroning jisim, madep ning dzatullah, masup ning sifatullah, ya hu iman, hu suci , badan sampurna.

Sabtu, 31 Desember 2011

Sahadat Cerbon dalam Pandangan Masyarakat

Dalam banyak hal, Cirebon sebagai kota pusat penyebaran Islam di Jawa Barat memiliki kekhususan yang sangat menarik dan menjadi pusat perhatian para budayawan dan ilmuan. Kekhususan yang dimiliki oleh Cirebon sangat beragam di berbagai bidang seni dan budaya. Hanya saja, masing-masing orang berbeda dalam pilihan yang diambil untuk menjadi objek pembahasan dan kajiannya, dan sahadat cerbon merupakan salah satu tema yang patut mendapat perhatian dari kita untuk membahas dan mengkajinya dalam buku ini. Walaupun kami menyadari bahwa, dari penelusuran kami, ternyata sahadat cerbon bukan satu-satunya produk yang dimiliki oleh para wali (generasi wali). Masih banyak lagi sahadat-sahadat lain yang bertebaran di peloksok Jawa Barat dan Banten, atau mungkin juga tanah Jawa. Akan tetapi yang sempat kami temukan, baik sahadat cerbon atau sahadat luar cerbon, akan kita himpun dalam satu buku ini terlebih dahulu. Karena bagaimanapun juga, kita berangkat dari sahadat cerbon dan daerah Cirebon memiliki karakter yang khas dan magnet yang kuat buat menarik perhatian masyarakat.

Hal tersebut diatas, adanya sahadat lain cerbon, sempat muncul juga dalam Diskusi Budaya dan Keagamaan yang kami selenggrakan pada hari Minggu, 28 Juni 2009 di Islamic Centre Kota Cirebon. Dari Diskusi itu, ada beberapa hal pokok yang diinginkan oleh sebagian peserta diantaranya; 1). Penelusuran sahadat-sahadat lain yang tidak termasuk dalam kategori sahadat cerbon, 2). Mencari asal-usul sejarah dan latar belakang dari masing-masing sahadat, 3). Fungsi dan kegunaan sahadat cerbon pada masanya, 4) Sahadat cerbon diciptakan atau dibuat oleh siapa, wali (zaman wali sanga) atau generasi sesudah wali, 5). Apa tujuan penyebaran dari sahadat cerbon atau sahadat lain cerbon dalam konteks dakwah wali sanga atau generasi wali sanga, dan 6) Korelasi apa yang menyebabkan sahadat lain cerbon juga muncul.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas memacu kami dalam pencarian dan pendalaman di lapangan. Kami ajukan pertanyaan di atas ke para sesepuh atau orang yang mengerti tentang maslaha sahadat cerbon ini di setiap tempat yang kami singgahi. Namun, jawaban yang kami dapatkan belum bisa menjelaskan permasalahan yang ada, apalagi jika menyangkut sejarah sahadat cerbon. Mereka, para nara sumber, memberi penjelasan kepada kami lebih kepada manfaat dan kegunaannya dari pada sejarahnya. Hal ini, mungkin, karena sahadat cerbon di pandang sebagai suatu ajian atau jampi-jampi tertentu yang mengarah pada atau menjadi mantera pengobatan, perlindungan, keselamatan, kekayaan, kecantikan, kewibawaan, kederajatan, dan kejayaan.

Tidak ada komentar: